JAKARTA – Bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi sejumlah daerah di tengah masa peralihan musim. Berdasarkan laporan yang dihimpun oleh BNPB, peristiwa banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrim terjadi di berbagai wilayah. Berikut ini adalah laporan terkini penanganan bencana yang terjadi pada Minggu (18/5).
Mengawali dari wilayah Jawa Barat, sebuah insiden laka laut terjadi akibat cuaca ekstrem berupa angin kencang yang melanda pesisir Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, pada Jumat (16/5) pukul 13.00 WIB. Sebuah perahu nelayan terbalik setelah diterjang angin, mengakibatkan satu orang hilang, Diki bin Harun (20), yang kemudian ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Minggu (18/5). Satu korban lainnya, Heri bin Harun (20), berhasil selamat dari kejadian tersebut.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Cianjur, Basarnas, Polairud, TNI, serta relawan dan warga setempat telah melakukan upaya pencarian secara intensif dengan tetap mengutamakan keselamatan personel di lapangan. Perahu nelayan yang digunakan dalam insiden tersebut juga dilaporkan mengalami kerusakan.
Terkait hal ini, pemerintah daerah mengimbau masyarakat pesisir untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang dapat membahayakan aktivitas di laut.
Sementara itu, di Provinsi Jawa Tengah, banjir juga terjadi di Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, pada Jumat (16/5). Hujan deras menyebabkan dua warga, Bunga (5 tahun) dan Darsini (30 tahun), meninggal dunia akibat terseret arus. Saat ini pendataan kerusakan masih berlangsung, sementara BPBD Magelang tengah melakukan asesmen dan penanganan darurat. Banjir di lokasi tersebut telah surut pada Sabtu (17/5).
Selanjutnya, di wilayah Jawa Timur, tanah longsor dilaporkan terjadi di Desa Jrakah, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, pada Jumat (16/5) pukul 18.00 WIB. Longsor dipicu hujan deras yang mengakibatkan 11 KK (28 jiwa) terdampak, dan dua KK di antaranya terpaksa mengungsi. Sebanyak sebelas rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat. BPBD Ponorogo bersama unsur terkait melakukan kajian cepat, memantau kondisi tanah yang masih labil, serta mendata kebutuhan mendesak seperti sembako, terpal, dan paket kebersihan. Material longsor belum dibersihkan sepenuhnya untuk mencegah risiko longsor susulan.
Bergeser ke wilayah Kalimantan Timur, hujan dengan intensitas tinggi terjadi di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, pada Sabtu (17/5) dini hari. Akibatnya, banjir merendam wilayah Kelurahan Sepaku, Desa Sukaraja, dan Desa Karang Jinawi, berdampak pada 75 KK atau 219 jiwa. Tujuh puluh tiga unit rumah terdampak, dan satu jalan poros sempat terputus karena genangan. BPBD Penajam Paser Utara telah melakukan kaji cepat dan pemantauan muka air, serta memberikan edukasi kewaspadaan kepada warga. Saat ini, sebagian besar banjir dilaporkan mulai surut dan akses jalan kembali normal.
Adapun di wilayah timur Indonesia, tepatnya di Maluku Utara, cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang melanda Kelurahan Guraping, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan, pada Sabtu (17/5) pukul 13.40 WIT. Sebanyak 26 KK terdampak, dengan rincian: 11 rumah rusak ringan, 5 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak berat, serta satu fasilitas ibadah mengalami kerusakan ringan. BPBD Provinsi Maluku Utara dan Kota Tidore telah menyalurkan bantuan berupa terpal, mantel hujan, dan paket kebersihan. Tidak ada warga yang mengungsi, dan perbaikan rumah tengah berlangsung.
Sebagai langkah antisipatif ke depan, BNPB mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, terutama di masa cuaca ekstrem dan peralihan musim. Masyarakat juga diharapkan untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan BPBD setempat, memantau informasi dari instansi terkait, serta segera melaporkan kondisi darurat atau potensi bencana kepada pihak berwenang.(*/hen)